Kecerdasan Buatan: Antara Bikin Males dan Membantu
Perkembangan teknologi merujuk pada kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan rekayasa yang menghasilkan penemuan baru dan aplikasi yang lebih baik. Teknologi memainkan peran penting dalam kehidupan modern, meningkatkan produktivitas, memudahkan akses ke berbagai layanan, dan memberikan dampak positif dalam berbagai aspek kehidupan manusia, seperti kesehatan, pendidikan, perbankan, dan transportasi. Meskipun memiliki dampak positif, perkembangan teknologi juga dapat memiliki dampak negatif, seperti konsumsi sumber daya alam dan polusi lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk memanfaatkan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab.
Salah satu wujud perkembangan teknologi adalah terciptanya kecerdasan buatan hasil dari komputasi rumit yang dikembangkan manusia bertahun-bertahun sehingga menciptakan suatu sistem yang mampu belajar dengan sendirinya sesuai dengan pengalaman. Kecerdasan Buatan atau yang biasa disebut Artificial Intelligence (AI) merujuk pada teknologi yang dirancang untuk meniru kecerdasan manusia, termasuk kemampuan pengambilan keputusan, logika, dan karakteristik kecerdasan lainnya. AI memungkinkan komputer untuk belajar dari pengalaman, mengidentifikasi pola, membuat keputusan, dan menyelesaikan tugas-tugas kompleks dengan cepat dan efisien.
Kata kunci dari teknologi ini adalah "adaptasi" dan "cepat", dengan kata lain kecerdasan buatan mampu mempelajari sesuatu dengan cepat. Di zaman sekarang ini saingan nawak-nawak dalam belajar nggak cuma sesama temen nawak di sekolah atau kuliah, tapi bahkan mesin dan komputer kita juga ikutan belajar, ngeri gak tuh? Meskipun kedengeran ngeri di telinga kita, esensi atau tugas utama dari AI sendiri sebenernya bukan menggantikan pikiran manusia (untuk saat ini), melainkan membantu manusia untuk berpikir lebih cepat. Contoh penerapannya yaitu teknologi AI seperti ChatGPT, Perplexity, Bard, dsb. dapat memudahkan kita membuat ringkasan dari teks yang panjangnya satu halaman full atau lebih.
Dikutip dari laporan laman NYPost, Elon Musk mengatakan bahwa ketergantungan terlalu besar terhadap AI untuk melakukan tugas yang tampaknya sederhana akan menciptakan manusia yang hanya menginginkan sesuatu secara cepat dan instan. Tetapi akhirnya mereka lupa cara mengoperasikan mesin yang mengaktifkan AI sejak awal. Beliau juga mengingatkan bahwa ketergantungan ringan terhadap AI atau otomasi dapat merusak peradaban jika dilakukan terlalu jauh, sampai kita akhirnya lupa cara kerja mesin. Dengan kata lain yang disebutkan oleh mas Elon singkatnya adalah semakin manusia bergantung pada kecerdasan buatan untuk hal-hal sepele misalkan bikin resume, makalah, ngerjain ujian, dll. bikin kita sebagai manusia malah menggantungkan diri pada AI. Walhasil manusia bakalan makin males buat mikir dan cari alternatif yang instan buat ngerjain tugasnya. Makin instan dan makin bodoh sehingga gampang banget ditipu dan digoblok-goblokin politisi.
Kesimpulan dari tulisan di atas yaitu kecerdasan buatan dapat membantu manusia mempercepat hasil kerja. Namun penggunaannya yang berlebih bukan malah membantu manusia, tapi akan membuat manusia malas mengerjakan hal-hal atau tugas yang sifatnya sederhana. Segitu aja dan matsu...
Komentar
Posting Komentar